Rabu, 22 Mei 2013


Kalimantan Selatan merupakan salah satu Propinsi penghasil karet di Indonesia dengan luasan mencapai 173.000 ha, dengan harga karet yang sangat baik saat ini memacu minat petani menanam karet dan meremajakan karet yang sudah tua.
Pemerintah telah menetapkan terget menjadi negara produsen karet alam melalui program rehabilitasi dan perluasan areal perkebunan karet, yaitu dari 3,5 juta ha menjadi 4,0 juta ha serta melakukan peremajaan bertahap sekitar 2 juta ha karet rakyat yang saat ini masih menggunakan benih asalan dan dikelola sebagai hutan karet.
Disadari bahwa ketersediaan benih unggul akan menjadi faktor pembatas dalam pencapaian target tersebut diatas, oleh karena itu perlu ditumbuhkan industri perbenihan yang profesional untuk tanaman karet. Selama ini penyediaan benih karet hanya dilayani secara terbatas oleh Pusat Penelitian Karet.
MASALAH PERBENIHAN KARET UNGGUL
  • Persentasi penggunaan benih unggul baru 40 persen.
  • Kemampuan daya beli petani untuk membeli benih unggul rendah.
  • Kurangnya pengetahuan petani tentang pentingnya penggunaan benih unggul.
  • Penyediaan benih karet membutuhkan waktu lama dan biaya investasi yang besar sehingga jarang ada produsen benih yang bergerak secara profesional.
Rekomendasi Klon Karet Tahun 2006-2010
Berdasarkan rumusan lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet tahun 2005, klon-klon karet yang direkomendasikan untuk priode tahun 2006 - 2010 terdiri atas 2 kelompok, yaitu klon anjuran komersial dan klon anjuran harapan :
1. Klon Anjuran Komersial
  • Klon Penghasil Lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217 dan PB 260.
  • Klon Penghasil Kayu dan Lateks : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118.
  • Klon Penghasil Kayu.
    IRR 70, IRR 71, IRR 72 dan IRR 78.
2. Klon Harapan
IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211dan IRR 220.
Sumber : Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sembawa.
3. Klon Anjuran Kalimantan Selatan Berdasarkan Kondisi Iklim.
Kondisi Iklim
Klon Anjuran
Basah
RRIC 100, BPM 1, IRR 118
Sedang
BPM 1, 24, 107, 109. PB 217, 260, 330, 340, PR 255, 261, IRR 32, 39, 42, 112 dan AVROS 2037.
Kering
BPM 1, 107, 109, PB 217, IRR 32, 39, 118 dan AVROS 2037.

STANDAR MUTU BENIH KARET
Benih tanaman karet diperbanyak secara vegetatif dengan metode okulasi karena itu standar mutu benih akan ditentukan semua rantai proses pembuatan benih dari awal sampai benih siap tanam di lapangan.
1. Standar Mutu Kebun Induk Sumber Biji
 No.
 Tolok Ukur
Standar
1.
Lokasi
- Topografi
- Sarana
- Luas minimal

Datar - bergelombang, kemiringan < 15 %
Mudah transportasi
15 Ha.
2.
Bahan Tanaman
- Sumber
- Klon

Blok Penghasil Tinggi (BPT) dari pertanaman klonal.
Klon anjuran batang bawah
a.l. AVROS 2037, GT 1, PB 260, BPM 1.
3.
Tata Tanaman
- Populasi
- Komposisi tan.

300 - 500 pokok/Ha
Klonal.
4.
Kemurnian Kebun
> 95 %
5.
Umur Tanaman

6.
Pemeliharaan Tan.
- Penyiangan
- Pemupukan
- Pengendalian H/P

Sesuai kebutuhan Dilakukan sesuai rekomendasi
Dilakukan sesuai OPT

2. Standar Mutu Kebun Entres
No.
Tolok Ukur
Standar
1.
Lokasi
- Draenasi
- Topografi
- Sarana

Baik
Datar - bergelombang
Mudah transportasi
2.
Bahan Tanaman
- Sumber
- Klon

Kebun entres yang telah ditetapkan oleh Disbun.
Klon anjuran Komersial Pusat Penelitian Karet.
3.
Tata Tanaman
- Jarak Tanam
- Pola tanam

1 x 1 M ( 8.000 btg/Ha)
4.
Pemurnian Klon
Memiliki klon yang jelas
5.
Umur Tanaman
Maksimal 10 Tahun
6.
Pemeliharaan Tanaman
- Pangkas produksi
- Pemupukan
- Penyiangan
- Pengendalian H/P

1 -2 kali setahun.
Sesuai rekomendasi
Sesuai kebutuhan Dilakukan sesuai OPT
Harus dilakukan oleh Puslit Karet.

3. Standar Mutu Bibit Stum Mata Tidur
No.
Tolok Ukur
Standar
1.
Mutu Genetis
a. Sumber :
- Batang atas
- Batang bawahb. Klon
- Batang atas
- Batang bawah

c. Kemurnian

Kebun entres yang memenuhi syarat.
BPT yang memenuhi syarat.
Klon anjuran Komersial Pusat Penelitian Karet.
Klon anjuran batang bawah.


100 %
2.
Mutu Fisik
a. Umur batang bawah
b.Tinggi potongan
c. Diameter batang
d. Panjang akar
e. Bentuk akar


f. Okulasi

8 - 14 bulan
5 -10 cm diatas jendela
1,3 - 3,0 cm
25 - 35 cm.
Lurus, cabang boleh dipotong sisa satu akar tunggang, akar laterak disisakan + 3-5 cm.

Maksimal 2 x Okulasi
 3.
Kesehatan
Tidak terinfeksi JAP

4. Standar Mutu Bibit Dalam Polybag
No.
Tolok Ukur
Standar
1.
Mutu Genetis
a. Sumber :
- Batang atas
- Batang bawah

b. Klon
- Batang atas
- Batang bawah

c. Kemurnian


Kebun entres memenuhi syarat.
BPT yang memenuhi syarat.


Klon anjuran Komersial Pusat Penelitian Karet.
Klon anjuran btg bawah.

100 %
2.
Mutu Fisik
a. Umur
b.Tinggi payung
c. Diameter tunas
d. Jlh daun payung
e. Warna daun

4 - 6 Bulan
20 - 60 cm
> 0,6 cm
1 - 2 payung
Hijau s.d. hijau tua
3.
Kesehatan
Bebas dari H / P
4.
Polibag
a. Ukuran


b. Warna

Terlipat :
Panjang 25 - 40 cm
Lebar 20 - 25 cm
Hitam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar